Malang (48/10) Diungkapkan oleh menakertrans RI Drs. H. A. Muhaimin Iskandar, M.Si saat hadir dalam Wisuda STIKES Kepanjen yang diselenggarakan di Pendopo Agung hari ini, Selasa (18/10) Kondisi ketenagakerjaan saat ini sesuai dengan data statistik BPS per 31 Desember 2010 terdapat + 116,53 juta merupakan angkatan kerja yang sampai saat ini masih di dominasi oleh lulusan SD ke bawah yaitu sekitar 54,51 juta atau sekitar 46,77 %. Dari jumlah tersebut 108,21 juta dalam status bekerja sedangkan sisanya sebanyak 8,3 juta orang tercatat masih menganggur. “ Ini merupkan angka yang masih cukup tinggi walaupun sudah mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai 9,26 juta.”
“Jumlah angkatan kerja dengan pendidikan SD ini kebanyakan masih tersebar di wilayah pedesaan. Hal ini merupakan tantangan yang harus segera mendapat jalan keluar. Untuk itu Kemenakertrans terus berupaya untuk meningkatkan inovasi dalam rangka mengembangkan kesempatan kerja melalui program-program unggulan seperti program padat karya produktif, pelatihan tenaga kerja sukarela, pelatihan usaha mandiri dan teknologi tepat guna. Dan yang tidak boleh dilupakan bahwa ini merupakan sebuah tugas yang harusnya dilakukan secara serius oleh seluruh lapisan masyarakat baik itu pemerintah maupun pihak terkait lainnya,” demikian Muhaimin menggarisbawahi.
Model desa produktif juga menjadi salah satu program yang saat ini dikembangkan oleh Kemenakertrans, “Pengembangan desa produktif diharapkan akan mampu menyerap tenaga kerja dan membentuk wirausaha baru. Dengan cara memberdayakan kewirausahaan masyarakat desa dalam memanfaatkan potensi ekonomi desanya yang meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia dan letak geografisnya. Dimana nantinya dapat memberikan multiplier effect terhadap kehidupan masyarakat di pedesaan.”
Untuk tenaga kerja di bidang kesehatan sendiri, pemerintah melalui kementrian terkait seperti Kemenakertrans, Kemenakes dan Kemendiknas berusaha terus untuk menyiapkan supply tenaga kerja di bidang kesehatan yang mampu bersaing di pasar global. “ Meskipun kesempatan kerja bagi tenaga kesehatan di dalam negeri masih cukup lebar, pemerintah tetap mengembangkan pasar kerja luar negeri. Seperti yang sudah dilakukan selama ini, sudah banyak tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri baik di wilayah Asia Pasifik, Eropa, maupun Timur Tengah. Bahkan, sejak tahun 2008 Indonesia telah banyak mengirimkan tenaga kerja ke Jepang sebagai realisasi dari Program G to G dalam kerangka IJEPA (Indonesia Japan Economic Partnership Agreement). Namun yang harus menjadi catatan dari semua itu adalah masuknya kita pada era kompetensi, sehingga semua tolak ukur kualitas seseorang dinilai dari tingkat kompetensi yang mereka miliki masing-masing. Dimana hanya tenaga kerja yang memiliki nilai lebih sajalah yang dapat bersaing dengan tenaga kerja lainnya, dan itu tidak hanya kemampuan teknis saja akan tetapi juga kemampuan berkomunikasinya. Maka dari itu saya mengajak semua yang hadir untuk bersama-sama memajukan bangsa melalui peningkatan mutu dan peran tenaga kerja medis Indonedia di dunia internasional. Saya berharap semoga semua lulusan dapat mengisi peluang kerja yang ada,” harap Muhaimin mengakhiri orasi ilmiahnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Bupati Malang, H. Rendra Kresna, bahwa jika dilihat dari kegiatan formal di bangku kuliah, para wisudawan baru saja menyelesaikannya. Namun tantangan yang lebih berat bagi para wisudawan menurut Bupati Malang adalah bagaimana upaya untuk membangun diri, membangun masyarakat, bangsa dan negara. “Apalagi di era globalisasi yang ditandai dengan adanya kompetisi yang ketat dengan negara lain, oleh karenanya dalam kesempatan ini perlu saya sampaikan kepada saudara untuk lebih meningkatkan kompetensi saudara sebagai ahli madya keperawatan. Saya menghimbau kepada para wisudawan hendaknya terus membekali diri dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuan sehingga mampu menjadi perawat yang profesional, “ himbau Bupati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar